MACAM-MACAM
KONSTRUKSI JEMBATAN
A.
PENGERTIAN JEMBATAN
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route
transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan
lain-lain. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang.
B.
SEJARAH JEMBATAN
Pertama
yang dibuat dengan titian kayu untuk menyeberangi sungai. Ada juga orang yang
menggunakan dua utas tali atau rotan, yang diikat pada bebatuan
di tepi sungai. Pada abad ke-18, mulai banyak pembaruan dalam
pembuatan jembatan kayu oleh Hans Ulrich, Johannes Grubenmann dan lain-lain.
Dengan kedatangan Revolusi Industri pada abad ke-19,
sistem rangka (truss system) menggunakan besi
untuk memajukan untuk pembuatan jembatan yang lebih besar, tetapi besi tidak
mempunyai kekuatan ketegangan (tensile strength) yang cukup untuk beban
yang besar.
Apabila mempunyai kekuatan ketegangan yang tinggi, jembatan yang lebih besar akan dibuat, kebanyakannya menggunakan idea Gustave Eiffel, yang pertama kali dipertunjukkan di Menara Eiffel di Paris, Prancis. Yang sesuai digunakan untuk pembuatan jembatan yang panjang karena ia mempunyai kekuatan-kepada-berat yang tinggi, tetapi konkrit pula mempunyai kos penjagaan yang lebih murah. Jadi, selalunya "konkrit diperkuat" (reinforced concrete) digunakan - kekuatan ketegangan konkrit yang lemah diisi oleh kabel tembaga yang ditanam di dalam konkrit itu.
Apabila mempunyai kekuatan ketegangan yang tinggi, jembatan yang lebih besar akan dibuat, kebanyakannya menggunakan idea Gustave Eiffel, yang pertama kali dipertunjukkan di Menara Eiffel di Paris, Prancis. Yang sesuai digunakan untuk pembuatan jembatan yang panjang karena ia mempunyai kekuatan-kepada-berat yang tinggi, tetapi konkrit pula mempunyai kos penjagaan yang lebih murah. Jadi, selalunya "konkrit diperkuat" (reinforced concrete) digunakan - kekuatan ketegangan konkrit yang lemah diisi oleh kabel tembaga yang ditanam di dalam konkrit itu.
C. MACAM-MACAM KONSTRUKSI JEMBATAN
Jembatan dapat
dikatakan mempunyai fungsi keseimbangan (balancing) sistem
transportasi, karena jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat lalu
lintas yang dapat dilayani oleh sistem transportasi. Bila lebar jembatan kurang
menampung jumlah jalur yang diperlukan oleh lalu lintas, jembatan akan
menghambat laju lalu lintas.
Berikut ialah macam-macam konstruksi jembatan berdasarkan
bentang jembatan itu sendiri dari segi struktur, material, dan penggunaannya.
1.
Jembatan
Rangka Batang (Truss)
Jembatan Rangka Batang terdiri dari dua rangka
bidang utama yang diikat bersama dengan balok-balok melintang dan pengaku
lateral. Rangka batang pada umumnya dipakai sebagai struktur pengaku untuk
jembatan gantung konvensional, karena memiliki kemampuan untuk dilalui angin
(aerodinamis) yang baik. Beratnya yang relatif ringan merupakan keuntungan
dalam pembangunannya, dimana jembatan bisa dirakit bagian demi bagian.
Jembatan rangka batang jarang terlihat
memiliki estetika yang baik, namun untuk jembatan rangka yang panjang dan besar
faktor itu tidak begitu kentara karena pengaruh visual dalam skala besar.
Contoh terkenal dari jembatan rangka batang baja yang artistik adalah jembatan
Sydney Harbour di Australia dan jembatan New River George di West Virginia
(USA), dimana keduanya merupakan jembatan rangka batang yang berbentuk
pelengkung.
Gambar
1. Jembatan Rangka Batang Pelengkung
Sydney
Harbour, Australia
Gambar
2. Jembatan Rangka Batang Pelengkung
New
River George, West Virginia
Jembatan rangka batang ada beberapa
tipe. Disain, lokasi, dan bahan-bahan peyusunnya menentukan tipe rangka batang
apa yang akan dipakai. Pada awal masa revolusi industri, jembatan balok dengan
tambahan rangka batang berkembang sangat cepat di Amerika. Salah satu rangka
batang yang terkenal adalah rangka batang Howe, yang dipatenkan oleh William
pada tahun 1840. Inovasinya merupakan perkembangan dari rangka batang Kingpost,
bedanya ditambahkan batang vertikal diantara batang diagonalnya.
Gambar
3. Tipe-tipe Rangka Batang
Kelebihan Jembatan Rangka Batang
·
Gaya batang utama merupakan gaya aksial
·
Dengan sistem badan terbuka (open web) pada
rangka batang dimungkinkan menggunakan tinggi maksimal dibandingkan dengan
jembatan balok tanpa rongga.
Kedua faktor diatas menyebabkan pengurangan
berat sendiri struktur. Disamping itu, ukuran yang tinggi juga mengurangi
lendutan sehingga struktur lebih kaku. Keuntungan ini diperoleh sebagai ganti
dari biaya pabrikasi dan pemeliharaan yang lebih tinggi. Jembatan rangka batang
yang konvensional paling ekonomis untuk bentang sedang.
Kelemahan Jembatan Rangka batang
Efisiensi rangka batang tergantung dari
panjang bentangnya, artinya jika jembatan rangka batang dibuat semakin panjang,
maka ukuran dari rangka batang itu sendiri juga harus diperbesar atau dibuat
lebih tinggi dengan sudut yang lebih besar untuk menjaga kekakuannya, sampai
rangka batang itu mencapai titik dimana berat sendiri jembatan terlalu besar
sehingga rangka batang tidak mampu lagi mendukung beban tersebut.
Perhatikanlah Gambar 4. Kombinasi antara
pasangan gaya yang berupa regangan dan tegangan, menyebabkan setiap bagian
jembatan yang berbentuk segitiga membagi berat beban jembatan secara sama rata
sehingga meningkatkan perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan.
Pada umumnya, jembatan kantilever digunakan sebagai penghubung jalan yang
jaraknya tidak terlalu jauh, karena jembatan jenis ini hanya cocok untuk
rentang jarak 200 m sampai dengan 400 m.
Gambar
4. Jembatan kantilever ini banyak digunakan di Indonesia untuk menghubungkan
wilayah antardaerah.
2.
Jembatan
Gantung
Jembatan gantung adalah jenis konstruksi
jembatan yang menggunakan kabel-kabel baja sebagai penggantungnya, dan
terentang di antara menara-menara. Setiap ujung kabel-kabel penggantung
tersebut ditanamkan pada jangkar yang tertanam di pinggiran pantai.
Perhatikanlah Gambar 5. Jembatan gantung menyangga bebannya dengan cara
menyalurkan beban tersebut (dalam bentuk tekanan oleh gaya-gaya) melalui
kabel-kabel baja menuju menara penyangga. Kemudian, gaya tekan tersebut
diteruskan oleh menara penyangga ke tanah. Jembatan gantung ini memiliki
perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan yang paling besar, jika
dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya. Oleh karena itu, jembatan gantung
dapat dibuat lebih panjang, seperti Jembatan Akashi-Kaikyo di Jepang yang
memiliki panjang rentang antarmenara 1780 m.
Salah satu tipe bentuk jembatan adalah
jembatan gantung. Tipe ini sering digunakan untuk jembatan bentang panjang.
Pertimbangan pemakaian tipe jembatan gantung adalah dapat dibuat untuk bentang
panjang tanpa pilar ditengahnya. Jembatan gantung terdiri atas pelengkung penggantung
dan batang penggantung (hanger) dari
kabel baja, dan bagian yang lurus berfungsi mendukung lalulintas (dek jembatan)
Selain bentang utama, biasanya jembatan
gantung mempunyai bentang luar (side span)
yang berfungsi untuk mengikat atau mengangkerkan kabel utama pada balok angker.
Walaupun pada kondisi tertentu terdapat keadaan dimana kabel utama dapat
langsung diangkerkan pada ujung jembatan dan tidak memungkinkan adanya bentang
luar, bahkan kadangkala tidak membutuhkan dibangunnya pilar.
Gambar
5. Jembatan Ampera yang terdapat di
Sumatra Selatan ini menggunakan konstruksi jembatan gantung dengan dua menara
Berkaitan dengan bentang luar (side plan) terdapat bentuk struktur
jembatan gantung sebagai berikut:
1. Bentuk
batang luar bebas (side span free)
Pada
batang luar kabel utama tidak menahan/dihubungkan dengan lantai jembatan oleh
hanger, jadi tidak terdapat hanger pada batang luar. Disebut juga dengan tipe straight backstays atau kabel utama pada
bentang luar berbentuk lurus.
2. Bentuk bentang
luar digantungi (side span suspended)
Pada
bentuk kabel ini kabel utama pada bentang luar menahan struktur lantai jembatan
dengan dihubungkan oleh hanger.
Gambar
6. Komponen Jembatan Gantung
Steinman
(1953), membedakan jembatan gantung menjadi 2 jenis yaitu:
a. Jembatan
gantung tanpa pengaku
Jembatan gantung tanpa pengaku hanya
digunakan untuk struktur yang sederhana (bukan untuk struktur yang rumit dan
berfungsi untuk menahan beban yang terlalu berat), karena tidak adanya
pendukung lantai jembatan yang kaku atau kurang memenuhi syarat utntuk
diperhitungkan sebagai struktur kaku /balok menerus.
Jembatan tanpa pengaku adalah tipe jembatan
gantung dimana seluruh beban sendiri dan lalu lintas didukung penuh oleh kabel.
Hal ini dikarenakan tidak terdapatnya elemen struktur kaku pada jembatan. Dalam
hal ini bagian lurus yang berfungsi untuk mendukung lantai lalu lintas berupa
struktur sederhana, yaitu berupa balok kayu biasa atau bahkan mungkin terbuat
dari bambu. Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, struktur pendukung
lantai lalulintas ini kekakuannya (EI) dapat diabaikan, sehingga seluruh beban
mati dan beban lalu lintas akan didukung secara penuh oleh kabel baja melalui
hanger
b. Jembatan
gantung dengan pengaku
Jembatan gantung dengan pengaku adalah
tipe jembatan gantung yang karena kebutuhan akan persyaratan keamanan dan
kenyamanan, memiliki bagian struktur dengan kekakuan tertentu.
Jembatan dengan pengaku adalah tipe
jembatan gantung dimana pada salah satu bagian strukturnya mempunyai bagian
yang lurus yang berfungsi untuk mendukung lantai lalu lintas (dek). Dek pada
jembatan gantung jenis ini biasanya berupa struktur rangka, yang mempunyai
kekakuan (EI) tertentu. Dalam perhitungan struktur secara keseluruhan, beban
dan lantai jembatan didukung secara bersama-sama oleh kabel dan gelagar pengaku
berdasarkan prinsip kompaktibilitas lendutan (kerjasama antara kabel dan dek
dalam mendukung lendutan).
Jembatan
gantung dengan pengaku mempunyai dua dasar bentuk umum, yaitu:
Tipe
rangka batang kaku (stiffening truss)
Pada
tipe ini jembatan mempunyai bagian yang kaku atau diperkaku yaitu pada bagian
lurus pendukung lantai jembatan (dek) yang dengan hanger dihubungkan pada kabel
utama.
Tipe
rantai kaku (braced chain)
Pada
tipe ini bagian yang kaku atau diperkaku adalah bagian yang berfungsi sebagai
kabel utama.
Sistem Kabel
Kabel
merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung. Karakteristik
kabel kaitannya dengan struktur jembatan gantung antara lain:
·
Mempunyai penampang yang seragam/homogen pada
seluruh bentang
·
Tidak dapat menahan momen dan gaya desak,
·
Gaya-gaya dalam yang bekerja selalu merupakan
gaya tarik aksial,
·
Bentuk kabel tergantung pada beban yang bekerja
padanya,
·
Bila kabel menderita beban terbagi merata, maka
wujudnya akan merupakan lengkung parabola,
·
Pada jembatan gantung kabel menderita beberapa
beban titik sepanjang beban mendatar.
Schodek (1991) menyatakan bahwa kabel
bersifat fleksibel cenderung berubah bentuk drastis apabila pembebanan berubah.
Dalam hal pemakaiannya kabel berfungsi sebagai batang tarik.
Menara (Tower)
Menara pada sistem jembatan gantung akan
menjadi tumpuan kabel utama. Beban yang dipikul oleh kabel selanjutnya
diteruskan ke menara yang kemudian disebarkan ke tanah melalui pondasi. Konstruksi
menara dapat juga berupa konstruksi cellular, yang terbuat dari pelat baja
lembaran, baja berongga, atau beton bertulang.
Kelebihan Jembatan Gantung
·
Seluruh struktur jembatan dapat dibangun tanpa
perancah dari tanah.
·
Struktur utamanya nampak gagah dan mengekspresikan
fungsinya dengan baik.
·
Merupakan pilihan yang ekonomis untuk jembatan
dengan panjang bentang lebih dari 600 meter.
Kelemahan Jembatan Gantung
·
Apabila lantai kerja tidak cukup kaku, maka
jembatan penggantung akan bergoyang dan menjadi tidak stabil jika terkena angin
dan getaran akibat resonansi, seperti pada jembatan Tacoma Narrows, Seattle,
Amerika dan jembatan Millenium, River Thames, London.
Saat ini jembatan gantung
yang terpanjang adalah Jembatan Akashi-Kaikyo, di Jepang, dengan panjang total
mencapai 4 km, dan panjang bentang 1990 meter.
3. Jembatan Cable Stayed
Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah
dikenal sejak lebih dari 200 tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era
tersebut umumnya dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti
Dryburgh Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan
seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak
saat itu jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai
bentuk yang bervariasi dari segi material yang digunakan maupun segi estetika.
Dryburgh
Abbey Footbridge
Pada umumnya jembatan cable stayed
menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar
utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada
ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi. Penilaian
parameter tersebut tidak hanya tergantung pada perhitungan semata melainkan
masalah ekonomi dan estetika lebih dominan. Kecenderungan sekarang adalah
menggunakan gelagar beton, cast in situ atau prefabricated (pre cast).
Pada dasarnya komponen utama jembatan
cable stayed terdiri atas gelagar, sistem kabel , dan menara atau pylon.
a).
Sistem kabel
Sistem kabel merupakan salah satu hal
mendasar dalam perencanaan jembatan cable stayed. Kabel digunakan untuk
menopang gelagar di antara dua tumpuan dan memindahkan beban tersebut ke
menara. Secara umum sistem kabel dapat dilihat sebagai tatanan kabel
transversal dan tatanan kabel longitudinal. Pemilihan tatanan kabel tersebut
didasarkan atas berbagai hal karena akan memberikan pengaruh yang berlainan
terhadap perilaku struktur terutama pada bentuk menara dan tampang gelagar.
Selain itu akan berpengaruh pula pada metode pelaksanaan, biaya dan arsitektur
jembatan. Sebagian besar struktur yang sudah dibangun terdiri atas dua bidang
kabel dan diangkerkan pada sisi-sisi gelagar (Walther, 1988). Namun ada
beberapa yang hanya menggunakan satu bidang. Penggunaan tiga bidang atau lebih
mungkin dapat dipikirkan untuk jembatan yang sangat lebar agar dimensi balok
melintang dapat lebih kecil.
b).
Tatanan kabel transversal
Tatanan kabel transversal terhadap arah
sumbu longitudinal jembatan dapat dibuat satu atau dua bidang dan sebaliknya
ditempatkan secara simetri. Ada juga perencana yang menggunakan tiga bidang
kabel sampai sekarang belum diterapkan di lapangan. Secara tatanan kabel
transversal dapat dilihat pada gambar berikut.
Sistem satu bidang
Sistem ini sangat menguntungkan dari
segi estetika karena tidak terjadi kabel bersilangan yang terlihat oleh
pandangan sehingga terlihat penampilan struktur yang indah. Kabel ditempatkan
ditengah-tengah dek dan membatasi dua arah jalur lalulintas. Untuk jembatan
bentang panjang biasanya memerlukan menara yang tinggi menyebabkan lebar menara
di bawah dek sangat besar. Secara umum jembatan yang sangat panjang atau sangat
lebar tidak cocok dengan penggantung kabel satu bidang.
Sunshine
Skyway Bridge, St. Petersburg and Bradenton, Florida
Sistem dua bidang
Penggantung dengan dua bidang dapat
berupa dua bidang vertikal sejajar atau dua bidang miring yang pada sisi atas
lebih sempit.
suspension
bridge over savannah georgia usa
Sistem tiga bidang
Pada perencanaan jembatan yang sangat
lebar atau membutuhkan jalur lalulintas yang banyak, akan ditemui torsi yang
sangat besar bila menggunakan sistem kabel satu bidang dan momen lentur yang
besar pada tengah balok melintang bila menggunakan sistem dua bidang. Kejadian
ini menyebabkan gelagar sangat besar dan menjadi tidak ekonomis lagi.
Penggunaan penggantung tiga bidang dapat mengurangi torsi, momen lentur, dan
gaya geser yang berlebihan. Penggunaan penggantung tiga bidang sampai saat ini
masih berupa inovasi dan baru sampai pada tahap desain (Walther,1988)
Gelagar
Bentuk gelagar jembatan cable stayed
sangat bervariasi namun yang paling sering digunakan ada dua yaitu stiffening
truss dan solid web (Podolny and Scalzi, 1976). Stiffening truss digunakan
untuk struktur baja dan solid web digunakan untuk struktur baja atau beton bertulang
maupun beton prategang. Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari
baja atau beton cenderung terbagi atas dua tipe yaitu :
1.
gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri
atas dua atau banyak gelagar.
2.
gelagar box (box girder), dapat terdiri atas
satu susunan box yang dapat berbentuk persegi panjang atau trapesium.
Kelebihan
Jembatan Cable Stayed :
Kabel lurus memberikan kekakuan yang
lebih besar dari kabel melengkung. Disamping itu, analisis non linier tidak
perlu dilakukan untuk geometri kabel lurus. Kabel diangker pada lantai jembatan
dan menimbulkan gaya aksial tekan yang menguntungkan secara ekonomis dan
teknis. Tiap – tiap kabel penggantung lebih pendek dari panjang jembatan secara
keseluruhan dan dapat diganti satu persatu.
Kelemahan
Jembatan Cable Stayed
Diperlukan metode pelaksanaan yang cukup
teliti jika jembatan Cable Stayed dibangun dengan bentang yang lebih panjang,
bagian yang terkantilever sangat rentan terhadap getaran akibat angin selama
masa konstruksinya. Sama halnya dengan jembatan penggantung, kabel
penggantungnya memerlukan perawatan yang intensif untuk melindungi dari karat.
Jembatan
kabel tetap Sutong Bridge, China
4. Jembatan Pelengkung
Jembatan pelengkung adalah struktur setengah
lingkaran dengan abutmen di kedua sisinya. Desain pelengkung (setengah
lingkaran) secara alami akan mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan
jembatan menuju ke abutmen yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak
kesamping.
Ketika menahan beban akibat berat
sendiri dan beban lalu lintas, setiap bagian pelengkung menerima gaya tekan,
karena alasan itulah jembatan pelengkung harus terdiri dari material yang tahan
terhadap gaya tekan.
Walaupun pelengkung tidak mengalami gaya
tarik yang membuat pelengkung lebih efisien dari jembatan balok, namun kekuatan
struktur jembatan pelengkung juga masih dibatasi. Misal, untuk jembatan yang
struktur utamanya diatas lantai kendaraan, semakin besar sudut kelengkungannya
(semakin tinggi lengkungannya) maka pengaruh gaya tekan akan semakin kecil,
namun itu berarti bentangnya menjadi lebih kecil, jika diinginkan membuat
jembatan pelengkung dengan bentang panjang, maka sudut pelengkung harus
diperkecil sehingga gaya tekanpun menjadi lebih besar dan diperlukan abutmen
yang lebih besar untuk menahan gaya horizontal tersebut. Jadi sama seperti
jembatan balok bentang dari jembatan pelengkung juga dibatasi hingga 50 sampai
150 m.
Bentuk melengkung dari struktur
memungkinkan berat sendiri struktur disalurkan ke pondasi sebagai gaya normal
tekan tanpa lenturan. Hal ini sangat penting untuk material pasangan batu dan
beton yang memiliki kuat tekan relatif sangat tinggi dibandingkan kuat
tariknya., bahan tersebut juga memiliki kekakuan yang sangat besar sehingga
faktor tekukan akibat gaya aksial tekan tidak menjadi masalah utama.
Karena bentuk struktur utamanya yang
melengkung maka diperlukan lantai kerja untuk lalu lintas yang bisa diletakkan
diatas, dibawah, atau diantara struktur utamanya. Untuk struktur pelengkung
yang dikakukan oleh lantai kerjanya (Deck Stiffened-arch) atau jembatan
pelengkung yang struktur utamanya diatas lantai kerja, seperti pada jembatan
Sydney Harbour, Australia, lantai kerja tersebut harus lebih tebal dari
pelengkungnya karena lantai kerja harus dapat mengatasi dari kemungkinan
melentur/menekuk dan pelengkung tetap menerima gaya tekan. Pada beberapa
jembatan, lantai kerja bisa lebih tipis dari balok sedehana biasa karena berat
sendirinya sudah ditopang oleh pelengkung dan pelengkung bisa juga lebih tipis
dari pelengkung biasa karena sudah dikakukan oleh balok diatasnya. Karena
alasan inilah jembatan pelengkung bisa membentang lebih panjang dari jembatan
balok.
Efesiensi pemakaian struktur pelengkung
akan lebih tinggi lagi jika lokasinya tepat seperti lembah ataupun sungai yang
dalam dimana pondasi melengkung terletak pada tanah keras. Masuk akal apabila
jembatan pelengkung adalah salah satu jembatan paling sederhana karena jika
kita membangun jembatan pelengkung di atas tanah keras kita hanya memerlukan
pelengkung tanpa memerlukan bagian yang lain. Tanah keras tersebut bisa
berperan sebagai abutmen dan kita bisa menempatkan tanah atau batu disampingnya
dengan sudut yang tepat.
Kegunaan dari abutmen ini adalah untuk
membuat tegangan yang terjadi akibat dorongan pelengkung menurun sampai pada
titik yang bisa dipikul oleh tanah karena tanah mampu menerima tekan dan tanah
tidak akan bergerak lagi (selama tegangan tanah lebih besar dari tegangan yang
terjadi), biasanya juga ada gaya geser yang bekerja di daerah dekat abutmen.
Jembatan pelengkung pada awalnya terbuat
dari batu, bata, besi cor, besi tempa dan baja. Saat ini jembatan pelengkung
seperti beton pratekan dan baja membuat jembatan pelengkung bisa dibuat lebih
panjang dan lebih elegan
Kelebihan
Jembatan Pelengkung
1.
Keseluruhan bagian pelengkung menerima tekan,
dan gaya tekan ini ditransfer ke abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah
dibawah pelengkung. Tanpa gaya tarik yang diterima oleh pelengkung memungkinkan
jembatan pelengkung bisa dibuat lebih panjang dari jembatan balok dan bisa
menggunakan material yang tidak mampu menerima tarik dengan baik seperti beton.
2.
Bentuk jembatan pelengkung adalah inovasi dari
peradaban manusia yang memiliki nilai estetika tinggi namun memiliki struktur
yang sangat kuat yang terbukti jembatan pelengkung Romawi kuno masih berdiri
sampai sekarang.
Kekurangan
Jembatan Pelengkung
Konstruksi jembatan pelengkung lebih
sulit daripada jembatan balok karena pembangunan jembatan ini memerlukan metode
pelaksanaan yang cukup rumit karena struktur belum dikatakan selesai sebelum
kedua bentang bertemu di tengah-tengah. Salah satu tekniknya dengan membuat
"scaffolding" dibawah bentang untuk menopang struktur sampai bertemu
dipuncak. Metode yang terbaru adalah dengan menopang batang dengan kabel yang
diangkerkan di tanah di tiap sisi jembatan. Dalam situasi dimana terdapat muka
air atau jalan raya dibawah struktur yang dibangun, metode ini membuat
kontraktor bisa membangun tanpa menggangu lalu lintas.
Salah satu jembatan pelengkung yang
paling revolusioner adalah Natchez Trace Bridge di Franklin, Tennessee yang
resmi dibuka pada tahun 1994. Ini adalah jembatan Amerika pertama yang dibangun
dari segmen-segmen beton pra-tekan, material yang paling ekonomis. Biasanya
jembatan pelengkung terdapat tiang vertikal antara pelengkung dan lantai
kendaraan (disebut spandrel), namun pada jembatan ini didisain tanpa spandrel
untuk menciptakan ruang yang lebih terbuka dan penampilan yang lebih estetik.
Hasilnya seluruh beban hidup ditahan oleh puncak pelengkung yang menyatu dengan
lantai kendaraan.
Sumber :
Sekian penjelasan dari saya, apabila ada kekurangan dalam penyampaian informasi mohon maaf
Wasallam...
Wasallam...
Komentar
Posting Komentar